Komunitas adat Orong tidak lepas dari sejarah peradaban manusia zaman dahulu, khususnya Sulawesi Selatan. Menurut keyakinan Masyarakat Adat Orong, awalnya dari Latimojong, dari Latimojong awal dari peradaban manusia, dari latirnojong muncullah 4 manusia, yang kemudian tersebar di wilayah Sulawesi Selatan, PAJUNG RI LUWU, MANGKAU RI BONE, SOMBA RI GOWA, TALLU BOCCO RI SINAJI (Wilayah Enrekang), dari TALLU BOCCO RI SINAJI melahirkan 2 orang, yaitu, MATASA RI SANGALLA dan TAU MALANGKE RI LALONA Dalam perjalanan hidupnya TAU MALANGKE ketemu dengan PARRANAN, Tau Malangke dan Parranan ketemu dan kemudian menikah, lalu menetap di
Lalono (Wilayah Adat Orang). Dari hasil perkawinan Tau Malangke dan Parranan, melahirkan 2 (dua) orang Keturunan/anak yaitu :
1. Keturunan Adat (perempuan)
2. Keturunan Raja (laki-laki)
Berawal dari sini, masyarakat adat orang sudah memisahkan Adat dan Raja, Keturunan Adat tersebu
bernama TUTTU, dari TUTTU inilah awal "MASYARAKAT ADAT" Drong, dari TUTTU lahir 4 Orang
yaitu:
1. PAURUNAN
2. PANGNAUNAN
3. LAJA
4. MATTALI
Sebelum TUTTU wafat, beliau membagi empat 4 wilayah sesuai dengan jumlah anaknya dan kemudian beliau menyebutnya dengan 4 Batu Ariri (4 Tiang Penyangga): Ke empat anak TUTTU ini menyebar mendiami wilayah yang sudah dibagi tersebut yaitu
1. Batu Ariri KANUNANG dikuasai oleh PAURUNAN
2. Batu Ariri ORONG diberikan kepada PANGAUNAN
3. Batu Ariri PARINDING diberikan kepada LAJA
4. Batu Ariri TOMBANG diberikan kepada MATALI
Setelah TUTIU meninggal ke empat Batu Ariri "Mattongkonan (musyawarah adat)" bermusyawarah untuk mengangkat pemimpin diantara mereka, berdasarkan hasil mattongkonan, mereka bersepakat mengangkat Batu Ariri Orang sebagai yang di tuakan atau pimpinan mereka, walaupun Batu Ariri Orang bukan yang tertua diantara mereka, namun karena di anggap paling pintar dan bijaksana maka batu Ariri Orang diangkat sebagai pimpinan.
Seperti hirarki pemerintahan/ kekuasaan, tiap-tiap penguasa memiliki ciri/karakter tersendiri. Demikian pula dengan pemerintahan adat Orang, dari kepemimpinan pemangku adat secara turun-temurun, masing-masing pemangku adat telah membuat sejarah penting dalam perkembangan kehidupan komunitas Orang sampai sekarang. Saat ini pemangku adat merupakan turunan ke 9 (Sembilan)
Komunitas Adat Orang berasal dari kata "ORONG" di Orongi yang artinya berswadaya, berkumpul
|