Parak Batu merupakan komunitas pindahan dari kampung lama yaitu Bosu Baga (air sungainya berwarna merah) yang pertama datang ke Bosua baga adalah sek-sek akek suku berisigep dan anaknya Taksiaileleu berisigep, anak taksiaili leleu berisigep adalah sannak Berisigep (Perempuan).
Setelah beberapa lamanya suku berisigep tinggal di Bosua Baga datanglah Kagerek Sapataddekat , awalnya dia berasal dari Matobat karena dia suka membunuh (pategle) sehingga dia berencana untuk pergi kesiberut ditengah perjalanan Kagerek sapataddekat Singga di Pulau sipeu da disana dia bertemu dengan suku berisigep dan menceritakan tujuannya untuk pergi kesiberut tetapi suku saberisigep ini melarangnya agar dia tidak lagimelanjutkan perjalanannya untuk pergi kesiberut dan mengajak dia agar dia tinggal bersama mereka di bosua Baga dan akhirnya Kagerek sapatadekat menerima permintaan dari suku berisigep. Pulanglah mereka ke Bosua Baga dan suku Berisigep Memberikan Tanah untuk dia kelola.
Masyarakat Adat Bosua Baga awalnya menganut arat sabulungan, disan mereka mendirikan Uma yaitu Uma taikatakgurat (Rimatanya Sijago Patiktik, dan Uma taikatirik (Rimatanya Simusroi).
Masyarakat adat Bosua baga pindah ke parak Batu (pinempet) pada tahun 1990 karena jauhnya menjangkau untuk pergi kesekolah (impres) nama lokasi sekolahnya adalah sopak sigoisok, jarak Bosua baga dengan sopak sigoisok sekitar 6 KM. pada waktu itu masyrakat Bosua Baga pindah kampung kepala dusunnya adalah marsius Samaloisa, Paneinei Pamian (ketua Jemaat) adalah Joni sapataddekat.
Pinempet ditemukan oleh Koi’-koi’ singongaik samaloisa, anaknya siteiteiji Samaloisa, pinempet diganti menjadi Parak Batu karena banyak batu.
|